Hal itu disampaikan Kepala BNN Aceh, Selasa (25/05/2013), menanggapi pernyataan Ka Humas Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Dr rer nat Ilham Maulana yang menyebutkan bahwa Unsyiah memiliki MoU dengan BNN soal kebijakan test narkotika bagi calon mahasiswa baru Unsyiah.
”Kami BNNP Aceh tidak pernah melakukan
test narkoba untuk mahasiswa baru Unsyiah baik tahun lalu maupun tahun
ini. Jika ada pihak yang menyatakan bahwa BNNP Aceh yang melakukan test
narkotika terhadap calonmahsiswa baru Unsyiah, kami perlu membantah hal
itu,” tegasnya.
Menurut Saidan Nafi, Unsyiah tidak
pernah meminta pihaknya untuk kerjasama terkait test narkotika bagi
mahasiswa. Bahkan, kata Saidan Nafi, BNN Aceh pernah mengajukan tawaran
kerja sama dengan Unsyiah terkait itu, namun tidak ditanggapi pihak
Unsyiah.
Kepala BNN Aceh itu menambahkan, jika
pun ada kerjasama BNN pusat dengan pihak Unsyiah, BNN Aceh pasti
mengetahui hal itu. ”Kalau ada kegiatan atau program dari BNN pusat,
tentu kami di daerah pasti diberitahukan,” ujar Saidan Nafi.
Semantara itu, Ka Humas Unsyiah Dr rer
nat Ilham Maulana saat dimintai tanggapannya kembali oleh AtjehLINK,
Selasa sore, terkait klarifikasi BNN Aceh mengatakan dirinya akan
mencaritahu kepastian hal tersebut.
“Saya akan tanya dulu dengan Rektor.
Nanti saya informasikan lagi. Karena setiap MoU seperti itu, pasti
Rektor yang tanda tangan dan bertangung jawab atas nama Unsyiah,”
ujarnya singkat.
Sampai dengan berita ini diturunkan, Ka Humas Unsyiah tersebut belum memberikan informasi lanjutan terkait hal itu.
Hasil penelusuran AtjehLINK, berhasil
diperoleh keterangan dari dr Suryadi, dokter pemeriksa yang
menandatangani surat keterangan test Narkotika mahasiswa baru Unsyiah.
Menurut dr Suryadi, yang melakukan test
Narkotika adalah Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah
(Polda) Aceh. Sementara dirinya hanya dimintai tenaga profesional untuk
membantu pelaksanaan teknis test Narkotika itu.
“Yang bertanggung jawab dalam kegiatan
itu adalah Dokkes Polda, mereka kerja sama dengan Unsyiah. Saya hanya
membantu, karena kami adalah mitra,” terangnya.
Menurut dokter yang saat ini menjabat
Kepala Puskesmas Lamno, Aceh Jaya itu, benar ada pengutipan dari
mahasiswa saat test narkotika berlangsung. Namun dr Suryadi tidak
mengetahui pasti kebijakan itu datang dari mana. dr Suryadi
mempersilahkan AtjehLINK untuk bertanya kepada Kabid Dokkes Polda Aceh.
Suryadi juga tidak mengetahui berapa
total mahasiswa baru yang mengikuti test Narkotika tersebut.
Begitupun berapa jumlah mahasiswa yang positif zat narkotika dalam tubuhnya dari hasil pemeriksaan itu.
Begitupun berapa jumlah mahasiswa yang positif zat narkotika dalam tubuhnya dari hasil pemeriksaan itu.
“Setahu saya, semua data itu masih ada
di Dokkes dan sedang dibuatkan rekapiltulasi untuk laporan. Lebih
jelasnya langsung ke Kabid Dokkes Polda saja,” kata Suryadi.
Dr Suryadi menegaskan, bahwa
keikutsertaannya dalam tim Dokkes Polda Aceh untuk program tersebut
karena dirinya memiliki hubungan kemitraan dengan Dokkes. Selain itu
tambah Suryadi, dirinya selaku dokter dan bergelut di dunia kesehatan,
merasa terpanggil dan harus membantu untuk program tersebut. Mengingat
angka penyalahgunaan Narkotika di Aceh terus meningkat dan
mengkhawatirkan.
Kepala bidang Dokter dan Kesehatan Polda
Aceh, sampai berita ini diturunkan belum berhasil dimintai tanggapannya
terkait test narkotika dan kutipan Rp 100.00o/ mahasiswa saat
pemeriksaan itu berlangsung. (Mat/ Sd)
sumber : Atjehlink.com
sumber : Atjehlink.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar