Selasa, 11 Juni 2013
Siapa Bilang Skripsi itu Gak Penting?
kita akan lebih mengerti tentang suatu hal ketika kita berada di dalamnya,-Menjalani prosesnya.
Siapa bilang skripsi/ karya tulis ilmiah atau apalah namanya itu tidak penting. justru disitulah letak perbedaan sekolah dengan perguruan tinggi. Letak perbedaan sistem belajar siswa dengan mahasiswa. Letak sistem belajar Andragogi dengan Pedagogi.
Saat sekolah kita hanya mendapat pelajaran dari guru, berhubungs sekarang ada sistem KBK mungkin siswa dituntut untuk lebih banyak membaca. tapi tetap saja pembelajaran paling banyak disampaikan oleh guru. Tidak seluruh sekolah dinegeri ini yang menggunakan sistem KBK secara sempurna. Intinya informasi hanya diperoleh siswa dari guru dan textbook mereka. Metode belajar Pedagogi masih digunakan. Metode belajar bahwa siswa harus dicekoki pengetahuan. bukan mencari pengetahuan itu sendiri. atau jikalau siswa mencari pengetahuan itu sendiri itu bukan atas keinginan mereka, namun lebih kepada takut terhadap guru, takut dihukum, atau takut tidak naik kelas.
Seperti itu sistem belajar di Indonesia dari tingkat SD-SMA.
Bagaimana dengan perguruan tinggi? Perguruan tinggi dimana para peserta didiknya berstatus Mahasiswa, dituntut untuk belajar secara mandiri dan dituntut untuk belajar dengan metode Andragogi. namun realitanya masih banyak dosen hanya menggunakan metode ceramah didepan kelas, sehingga membuat mahasiswa mengantuk dan curhat dijejaring sosial. Atau sang dosen marah dan terkenal killer sehingga mahasiswa tersebut takut dan terpaksa pura pura mendengarkan dengan menahan kantuk. Kemudian jika ujian tetap saja tradisinya sama dengan para siswa mencontek. Jika begini apa bedanya dengan sekolah, apa bedanya dengan status ’siswa’ apanya yang MAHA???
Ternyata perbedaannya terletak pada Skripsi.
Proses skripsi dimulai dari pemilihan topik. pemilihan topik masalah dapat diambil dari suatu masalah yang kita minati dan pahami. kemudian dikembangkan. Pada proses pengembangan masalah tersebut mahasiswa dituntut untuk lebih memahami masalah tersebt. membaca lebih banyak text book dan mendapat informasi terbaru mengenai masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan proposal, mahasiswa dibebaskan, diberi pilihan mau membaca atau tidak tergantung mahasiswa tersebut. tidak ada yang memaksa, tidak ada yang menakut nakuti, tidak ada yang bakal menghukum.
Selama proses penyusunan skripsi itu sendiri setiap mahasiswa akan berusaha mencari informasi sebanyak mungkin mengenai basic ilmunya, bahkan dia tidak hanya membaca textbook yang diberikan oleh dosen saja, texbook sebagai sumber referensi lain akan dilalapnya dengan senang hati. Hal ini adalah proses pembelajaran Andragogi yang sempurna. proses pembelajaran dengan penuh kesadaran. bukan sekedar menghapal dan mencontek tapi belajar dengan pemahaman.
Proses Skripsilah yang nantinya menyaring mahasiswa yang benar benar dewasa atau tidak. Dengan adanya skripsi mahasiswa yang hanya datang duduk dengar dan pulang, harus lebih aktif lagi belajar. Proses skripsi menjadikan mahasiswa dapat berpikir lebih sistematis, menjadikan budaya tulis menulis sehingga tidak dikenal dengan mahasiswa hanya pintar ngomong..
Skripsi adalah sebuah pembuktian bahwa dengan masa beberapa tahun seorang mahasiswa memahami apa yang dipelajarinya.
Memahami bukan sekedar mengetahui.
sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/20/siapa-bilang-skripsi-itu-gak-penting-440698.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar